Paseban Jati

0
Nuansa Islam Dalam Kisah Arjuna Wiwaha
Lakon kisah Arjuna Wiwaha atau Partodewa merupakan salah satu bagian cerita “Mahabharata” bagian ke III, yaitu “Wanaparwa”. Diciptakan oleh Empu Kanwa pada masa pemerintahan raja Airlangga 914 – 946 Saka atau 1019 – 1042 Masehi. Kisah ini merupakan symbol bagi seseorang (ARJUNA) yang berjuang melawan godaan dan nafsu angkara murka (NIWATAKAWACA). Jika seseorang mampu mengatasi segala macam godaan dari berbagai macam nafsu angkara murka maka akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat (Syurga).

Diceritakanlah, suatu ketika Arjuna satriya panengah Pandawa berniat untuk mencari kebahagiaan sejati dengan melakukan tapa memohon kepada Tuhan agar segala keinginannya untuk memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat dikabulkan. Akan tetapi di dalam upayanya itu Arjuna dihalangi dengan segala daya dan tipu muslihat oleh Prabu Nitakawaca seorang raja raksasa dari negeri Himantaka. Dengan kesaktian Arjuna pada akhirnya Nitakawaca dapat dikalahkan hingga perlaya. Jadilah Arjuna satriya panengah Pandawa ini seorang raja kerajaan bidadari di syurga bergelar Prabu Katili.

Dewi Wara Sumbadra istri Arjuna dan kakaknya Sri Kresna menyusul Arjuna Sang Prabu Katili di kerajaan Bidadari di Syurga. Dalam perjalanannya menuju syurga Sri Kresna dan Dewi Wara Sumbadra melihat neraka dengan penghuninya yang sedang disiksa dengan segala derita yang dialaminya sampai di Kerajaan Bidadari di Syurga. Permaisuri Arjuna, Dewi Wara Sumbadra dan kakaknya Sri Kresna menjumpai dan menyaksikan secara langsung Prabu Katili, Sang Arjuna dengan segala kebahagiaan hidup yang dialaminya.

Singkat cerita dengan bujukan Sri Kresna dan istrinya, Dewi Wara Sumbadra yang sangat dicintainya itu, akhirnya Prabu Katili Arjuna mau kembali ke Marcapada (dunia) untuk kembali merajut kebahagiaan di dunia bersama istrinya Dewi Wara Sumbadra.

Menurut pendapat Tumenggung Dipaningrat dari Solo, “Walaupun sumber cerita di atas diambil dari cerita Mahabharata, tetapi dalam cerita pedalangan telah dirubah demikian banyak dan disesuaikan dengan ajaran ke- Islaman”. (Unsur Islam Dalam Pewayangan, hal. 97)

Kesimpulan dari cerita Arjuna Wiwaha atau Partodewa adalah menggambarkan apabila seseorang mampu mengalahkan dan mengendalikan berbagai macam godaan serta nafsu jahat yang ada dalam dirinya (NITAKAWACA) maka akan mendapat kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sebagaimana terdapat dalam kita suci Al-Qur’an Surat yang menyebutkan:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan pekerjaan yang baik-baik, mereka itu ialah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka, sorga-sorga tempat ketetapan, yang mengalir padanya sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya. Allah rela kepadanya dan mereka rela pula kepadanya. Yang demikian itu untuk orang yang tunduk kepada Tuhannya”. (QS. Al Bayyinah: 7 - 8) [Blog Denmas Priyadi: "Wayang Islami" - slameti.blogspot.com]

Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:

http://sufipedia.blogspot.com
Visit Sufipedia

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





http://paseban-jati.blogspot.co.id/p/donasi.html
Visit Donasi Paseban Jati

Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Nuansa Islam Dalam Kisah Arjuna Wiwaha. Jika menurut Anda Nuansa Islam Dalam Kisah Arjuna Wiwaha bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top