Ahli tasawuf yang sejati ialah mereka yang benar-benar memegang agama yang tulen. Ahli sufi yang sejati ialah mereka yang jiwanya bebas tidak terikat oleh apa-apa atau siapapun, dan bebas menjalankan kebenaran dari ilahi rabbi. Berani mengatakan itu benar dan ini salah. Ahli tasawuf adalah putus dengan makhluk dan erat hubungannya dengan Tuhan, pandangannya Allah semata. Ahli tasawuf tidak melihat kepada dirinya lagi, hanya Allah dalam pandangannya. Jadi siapa yang masih melihat kepada dirinya, niscaya tiada melihat akan Tuhannya. Seluruh pandangan ruhaniyah memandang satu dalam banyak. Dan yang banyak pada yang satu.
Terhimpun dalam satu kesatuan yang dalam istilah sufi disebut pabrik KUN dan yang diatur oleh seorang insinyur yang pintar ialah: ALLAH TA’ALA. Kalau pandangan kita sudah mantap seperti itu, maka hilanglah rasa takut dan gentar, kecuali kepada Allah saja. Jadi pandangan seorang yang dibawah memang berbeda dengan yang diatas. Ujud selain daripada ujud Allah adalah ujud pinjaman karena semua itu Allah dan Allah itu semuanya, ia hanya pertanda dari yang sebenarnya ada. Yang ada adalah yang ada, yang ada ialah yang awal dan tidak ada permulaannya, yang akhir tidak ada penghabisannya.
SABDA RASULULLAH S.A.W.
Zabir berkata, katanya: RASULULLAH S.A.W. bersabda: Siapa dapat melakukan HUSNUDZAN artinya; baik sangka kapada Allah Ta’ala, sehingga ia tiada mati kecuali tetap dalam husnudzan terhadap Allah Ta’ala.
Maka haruslah kita berbuat husnudzan terhadap Allah Ta’ala dan pada sesama kita umat MUHAMMAD.
Sesungguhnya kata NABI, sebaik-baik fi’il / kelakuan ibadah kepada Allah ialah: baik sangka kepada Allah. Baik sangka kepada Allah itu pertanda bahwa sudah bulat tawakalnya kepada Allah, dan penyerahannya kepada Allah, orang itu jaminannya hanya Allah.
LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI
Artinya: TAK ADA DAYA UNTUK BERBUAT KEBAIKAN DAN TAK ADA UPAYA UNTUK MENOLAK KEJAHATAN.
BUKHARI MUSLIM BERKATA:
Tak ada dayaku untuk menolak suatu kemelaratan atau bahaya keburukan, dan tak ada upayaku untuk berbuat kemanfaatan, melainkan dengan Allah jua. Jadi tidak mudah bagi kaum sufi untuk mengatakan: La hawla wala quwwata illa billahi.
Disini hamba tekankan janganlah kamu berani mengatakan La hawla wala quwwata illa billahi, sebelum kamu memasuki alam tasawuf. Engkau katakan itu tetapi ujudmu masih ada, selama ujudmu masih ada, selama itu juga engkau dalam bergelimang dalam dosa durhaka kepadanya.
Selama ujud ADAM masih melekat dalam ingatanmu, selama itu pula engkau mempermainkan Tuhanmu. Ini namanya lain dimulut / dihati. Kalau engkau mengatakan: LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI.
SEBELUM ENGKAU MATI, MAKA CELAKALAH KEMATIAANMU. Hilangkanlah ke AKUAN mu, lenyapkanlah kesombonganmu, baru sempurna amal ibadahmu kepada Allah.
BISMILLAHI AWWALLUH, WA AKHIRU, artinya: Awalnya Allah, akhirnya Allah.
Awalnya tidak ada permulaannya. Dan akhirnya tidak ada penghabisannya.
MALLAM YASY KURINNAS, LAM YASY KURILLAH. Artinya: Barangsiapa tidak berterima kasih kepada sesamanya, maka samalah ia tidak berterima kasih kepada Allah.
Sebab NUR MUHAMMAD itu adalah hakikat alam. Dan Allah adalah hakikat alam atau hakikat ujud dalam hidup ini. Allah adalah hakikat kekuatan dalam hidup ini. Dzahir Tuhan ada dimanusia, dan bathin manusia ada di Tuhan.
Kalau anda sudah mengerti, laksanakanlah.
Untuk memperkuat dalil ini, hamba bawakan sebuah hadist qudsyi yang berbunyi:
AL INSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU (SIRROHU).
Kata TUHAN: INSAN ITU RAHASIAKU, AKUPUN RAHASIANYA.
DAN LAGI: AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI, SIFATIN WA SIFATUN LA GHOIRIH.
ARTINYA: INSAN ITU RAHASIAKU DAN RAHASIA ITU SIFATKU, SIFATKU ITU TIADA LAIN DARIPADAKU.
Dalil ini dalil nyata, tak bisa lagi diragukan. Menurut riwayat: Banyak para pemuka-pemuka agama, ahli tasawuf dan lain-lainnya: mencari siapa DIA yang sebenarnya. Maka datang para nabi-nabi dan rasul-rasul menyampaikan langsung, melompat dari mulut / lidahnya perkataan:
AMALLAH LA ILAHA ILLA ANA
Artinya: AKU ALLAH, TIDAK ADA TUHAN, MELAINKAN AKU
Jadi menurut aqidah/pendirian hamba dalam soal ini; hamba tidak taklid dengan siapapun, dan hamba nyatakan bahwa kalimah itu tadi adalah inti dari semua golongan tasawuf, golongan para wali-wali, para sahabat, aulia dan anbiya dan para nabi-nabi dan para rasul-rasul. Jadi kalau para nabi dan rasul demikian adanya, maka tiada lain andapun juga demikian hendaknya.
Banyak kaum sufi mati, karena mempertahankan pendiriannya.
Hamba sebagai penulis buku ini menyatakan: Apabila lain dari yang di ucapkan RASULULLAH s.a.w. itu tadi, maka: BUKANLAH IA DARI GOLONGAN MUHAMMAD. DAN KELUAR DARI GOLONGAN MUHAMMAD. MAKA IA BUKAN TERMASUK KELUARGA TUHAN.
Didalam Al-Qur’anul Karim Tuhan mengatakan:
AKU akan memberikan SATU kata kepadamu. Tetapi engkau tidak sanggup.
Apakah yang dimaksud SATU kata itu?
Inilah SATU kata itu tadi: Siapa yang sanggup dialah keluarga Tuhan. Siapa tidak sanggup dialah keluarga syaiton.
Pilihlah antara dua: ingin jadi pahlawan Tuhan, atau jadi pahlawan syaiton.
Siapa menjadi kelurga Tuhan didunia ini, niscaya sampai ke akhirat. Dan siapa menjadi keluarga syaiton didunia ini, niscaya sampai juga ke akhirat.
SABDA RASULULLAH S.A.W.
SYARIAT ITU SEPERTI TANAH
THARIKAT ITU SEPERTI AIR
HAKIKAT ITU SEPERTI ANGIN
MA’RIFAT ITU SEPERTI API
TANAH ITU BADAN MUHAMMAD
AIR ITU NUR MUHAMMAD
ANGIN ITU NAFAS MUHAMMAD
API ITU PENGLIHATAN MUHAMMAD
ADAPUN MATI ORANG SYARIAT ITU HANCUR LULUH
ADAPUN MATI ORANG THARIKAT ITU KURUS KERING
ADAPUN MATI ORANG HAKIKAT ITU LAMAK GEMUK
ADAPUN MATI ORANG MA’RIFAT ITU HILANG LENYAP
SABDA NABI S.A.W.:
SYARIAT ITU LIDAHKU
THARIKAT ITU HATIKU
HAKIKAT ITU KEDIAMANKU
MA’RIFAT ITU ROHKU
PERNYATAANKU:
AKU HIDUP BUKAN KARENA NAFAS
BUKAN KARENA DENGAN NYAWA
BUKAN KARENA DENGAN ROH
BUKAN KARENA ITU DAN INI
TAPI AKU HIDUP SENDIRINYA SEBELUM ADA KEHIDUPAN DIDUNIA INI
AKU SUDAH ADA SEBELUMNYA ADA DUNIA YANG ADA INI
AKU ADALAH AKU DIDALAM AKU, BER-AKU AKU
BILA AKU BERNYATA, ITULAH AKU DALAM KEADAANKU
SEBAB KEADAANKU ITU ADALAH KEADAANKU JUA
Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:
Visit Sufipedia
Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:
Visit Donasi Paseban Jati
Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Kitab Barencong - Ahli Tasawuf Yang Sejati (10). Jika menurut Anda Kitab Barencong - Ahli Tasawuf Yang Sejati (10) bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.
Post a Comment Blogger Disqus