Paseban Jati

0
Terdapat ratusan ribu naskah kuno dari seluruh wilayah nusantara ternyata dikuasai pihak asing. Tidak hanya dikuasai secara lembaga, namun juga perseorangan.

Hal ini terungkap pada seminar dan dialog naskah-naskah kuno nusantara, pada hari terakhir Festival Keraton Nusantara XI di Bangsal Pagelaran Keraton Kasepuhan Senin, 18 September 2017 siang.

Fakta dikuasainya ratusan ribu naskah kuno tersebut, membuat dibutuhkannya upaya  luar biasa dan negosiasi tingkat tinggi,  agar naskah yang bernilai tinggi tersebut bisa kembali.

Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional Titiek Kismiyati menjelaskan, kepemilikan asing atas ratusan ribu naskah kuno biasanya melalui tiga jalur. Yakni jalur jual beli, rampasan perang, maupun pemberian atau hadiah.

“Naskah kuno yang dimiliki museum di Leiden Belanda saja setidaknya 13.000 judul,belum yang dimiliki pihak lain, baik lembaga maupun perseorangan di Leiden maupun wilayah lain di Belanda, “ katanya.

Belum lagi negara lain, baik Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Inggris,  Perancis, Jerman, Rusia, Afrika dan negara lainnya.

Padahal,  katanya,  naskah kuno tersebut bernilai tinggi baik dari aspek kesejarahan maupun kandungan isinya,  yang terdiri dari berbagai bidang keilmuan.

Titik mengingatkan pentingnya membuka wawasan dan pemahaman generasi muda akan isi naskah kuno yang sedemikian luar biasa. “Negara lain saja sampai kagum dan berlomba-lomba mencari naskah kuno sampai berani membeli dengan harga tinggi,  karena tahu kandungan isinya luar biasa tinggi," katanya.

Tiga ancaman kelestarian naskah kuno

Di tengah kesulitan mengembalikan naskah kuno, kelestarian naskah kuno yang tersisa harus menghadapi tiga ancaman sekaligus. Yakni ancaman kepunahan akibat dimakan usia,  sehingga perlu dilakukan penyelamatan dari mulai preservasi,  digitalisasi dan upaya penyimpanan kembali yang representarif.

Ancaman kedua dari upaya jual beli secara ilegal,  terutama dari pihak asing. Saat ini, sejumlah pihak dari Malaysia sedang agresif mencari, membeli dan menguasai naskah kuno yang berbahasa melayu.

“Ada yang secara lugas menyatakan maksudnya untuk membeli,  ada juga yang secara halus dengan menyatakan membantu menyimpankan dengan dalih sama-sama bangsa Melayu.  Sebagai gantinya mereka menyerahkan sejumlah uang," ungkap Titik Pudjiastuti.

Dia mengakui,  Perpustakaan Nasional melalui pemerintah Indonesia, tidak bisa memaksa pihak-pihak dari luar yang menguasai naskah kuno,  untuk mengembalikan naskah tersebut.   “Kondisi seperti ini memerlukan upaya luar biasa dan negosiasi tingkat tinggi,  agar naskah yang bernilai tinggi tersebut bisa kembali ke tangan kita,“ katanya.

Keterbatasan dana

Menurut dia, keterbatasan dana menjadi kendala yang menentukan dalam upaya menyelamatkan naskah kuno.

“Untuk upaya akuisisi,  tahun ini kami hanya bisa mengalokasikan anggaran Rp 1 miliar.  Sementara para broker di luar sana,  sepertinya memiliki dana tidak terbatas,” ungkapnya.

Sebenarnya menurut Titik,  pihak pemerintah Indonesia sudah menyatakan keberatan akan tindakan sejumlah pihak dari Malaysia yang gencar membeli naslah kuno dari sejumlah pihak di Indonesia.

Sementara itu Sultan Sepuh Arief Natadiningrat saat membuka seminar dan dialog mengungkapkan, digelarnya seminar ini memang merupakan salah satu upaya melestarikan naskah kuno.

Menurut Sultan sepuh, bermula dari keprihatinan akan ancaman kepunahan naskah kuno,  terutama di Keraton Kasepuhan yang sudah tua dimakan usia,  akhirnya digelarlah seminar naskah kuno.

Pihak Keraton Kasepuhan sendiri,  katanya,  sudah menandatangani kesepahaman dengan Perpustakaan Nasional, untuk melakukan pelestarian naskah kuno.

“Kalau kami jujur saja,  kan tidak memiliki sumber daya manusia dan sumber dana untuk melestarikan naskah kuno itu,“ katanya.

Menurut Arief, negara kita adalah penghasil naskah kuno terbanyak di dunia, karena suku dan pulau kita banyak sehingga jumlah kerajaan maupun kesultanan atau keraton juga banyak.

“Bangsa Indonesia memiliki tinggalan tradisi naskah yang sangat kaya dan beragam, bukan hanya dari segi aksara, bahasa, dan bahan naskah tetapi terutama kandungan informasi di dalamnya,” katanya.*** (http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2017/09/18/ratusan-ribu-naskah-kuno-nusantara-dikuasai-asing-409725)

Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:

http://sufipedia.blogspot.com
Visit Sufipedia

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





http://paseban-jati.blogspot.co.id/p/donasi.html
Visit Donasi Paseban Jati

Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Penelusuran Ratusan Ribu Naskah Kuno Nusantara Dikuasai Asing. Jika menurut Anda Penelusuran Ratusan Ribu Naskah Kuno Nusantara Dikuasai Asing bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top