Paseban Jati

0
Bertemunya manusia kepada Tuhan dan sampainya kepadanya, itulah puncak harapan, dan dengan itulah dia mencapai kebahagiaan dan kerajaan besar. Bahkan dengan itulah ia akan lupa dan terhibur dari sesuatu selain Allah Ta’ala. Hilangkan pandangan makhluk kepadamu, karena puas dengan penglihatan Allah kepadamu dan lupakanlah perhatian/menghadap makhluk kepadanya, karena melihat; bahwa Allah menghadap kepadamu.

Nikmat disebabkan, oleh karena melihat dan dekatnya kepada Allah. Demikian pula siksa itu walau bagaimanapun aneka ragamnya, hanya karena terhijab, dan sempurna nikmat itu, karena melihat kepada zat Tuhan yang maha mulia. Maha suci Allah yang sengaja tidak memberi tanda kepada walinya kecuali sekedar untuk mengenal kepadanya. Sebagaimana tidak menyampaikan dengan mereka, kecuali kepada orang yang hendak disampaikannya untuk mengenal Allah; itulah hikmah yang maha tinggi. Dan siapa benar-benar sudah mengenal kepada Allah, maka pastilah dapat melihat dalam tiap-tiap sesuatu.

Tidak/tiada suatu nafas yang terlepas daripadanya (daripadamu), melainkan disitu pula ada takdir Allah diatasmu. Semua manusia dalam alam ini sudah tergambar dalam/di lauh mahfudz tidak ada kehendak makhluk yang mesti berubah. Perubahan itu hanya dalam pandangan syariat. Sedang dalam pandangan hakikat hanya Allah yang maha mengetahuinya.

Kehendak Allah tidak ada yang tertegah, semua berjalan dengan hikmahnya. Jadi kesimpulannya: kehendak makhluk adalah terbatas, sedang kehendak Allah tidak ada batasnya. Maka daripada itu orang yang paham ialah; orang yang bergembira dalam hidupnya, bergembira dengan Allah dalam setiap nafasnya keluar masuk. Orang yang sudah paham ialah tidak menanyakan lagi apakah boleh berubah atau tidak; dia telah sunyi dengan Allah. Maksudnya ialah: sudah satu iradat dengan Tuhannya. Tidak ada lagi duanya. Apabila sudah manunggal dengannya, maka nyatalah Allah yang berlaku dalam segala hal. Karena lapang dan sempit ada pada Allah saja.

Andaikan Allah membukakan NUR seorang WALI yang berbuat dosa umpamanya: niscaya cahayanya memenuhi antara langit dan bumi. Apalagi dengan NUR cahaya seorang WALI yang taat. Tentu dapat kita membayangkan, bukan?

Andaikan Allah membukakan hakikat kewalian seorang WALI, niscaya akan disembah orang. Sebab ia telah bersifat dengan sifat-sifat Allah. Dan siapa tidak puas dengan pandangan dan penglihatan Allah dalam amal perbuatan dan dalam perkataannya, maka pasti orang itu kemasukan riya atau atau masih terdinding dengan Allah. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah dapat dihijab oleh sesuatu. Padahal Allah yang menzahirkan atau menampakkan segala sesuatu.

Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu. Padahal Allah yang Nampak zahir pada segala sesuatu.

Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu. Padahal dia jelas dari segala sesuatu.

Bagaimana akan dihijab oleh sesuatu. Padahal Allah lebih dekat kepadamu dari segala sesuatu.

Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu. Padahal dia terlihat dalam tiap sesuatu.

Sesungguhnya yang menghijab engkau daripada melihat Allah itu, karena dekatnya Allah kepadamu.

Allah yang menjahirkan segala sesuatu, karena Allah yang bersifat bathin. Dan Allah yang melihat adanya segala sesuatu, sebab Allah itulah yang johir atau yang jelas pada tiap-tiap sesuatu. 

Bagaimana Allah akan terhijab dengan sesuatu. Padahal semata yang terhijab itu semata-mata nur illahi, dan pada segala tempat Allah berada dan tetap hadir, tak pernah goib. Andaikata Allah tidak johir pada benda-benda alam ini, tidak mungkin adanya penglihatan padanya. Dan andaikan Allah mengakhirkan sifat-sifatnya, pastilah lenyap alam bendanya.

Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu, Padahal andaikan tidak ada Allah, niscaya tidak akan ada segala sesuatu. Demikianlah kebijaksanaan Allah atas semua makhluknya atau hambanya.

MANUSIA INI ADA DUA MACAM :

PERTAMA ADA YANG MENDAPAT KARUNIA ALLAH, SEHINGGA IA BERBUAT TAAT KEPADA ALLAH. MAKSUDNYA IALAH MENGERJAKAN SURUH DAN MENINGGALKAN TEGAH.

KEDUA ADALAH, YANG DENGAN TAATNYA KEPADA ALLAH, SEHINGGA MENCAPAINYA KEBESARAN KARUNIA ALLAH.


Sumber:
https://www.academia.edu/8744844/ISI_KITAB_BARENCONG_full_114_halaman_
Di edit dan di posting ulang oleh Paseban Jati


Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:

http://sufipedia.blogspot.com
Visit Sufipedia

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





http://paseban-jati.blogspot.co.id/p/donasi.html
Visit Donasi Paseban Jati

Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Kitab Barencong - Ilmu Tasawuf (45). Jika menurut Anda Kitab Barencong - Ilmu Tasawuf (45) bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top