Paseban Jati

0
MUSUH DARI MUSUH ADALAH TEMAN


Pada penumpasan gerakan DII/TII ada sebuah surat rahasia yang didapat di saku beberapa anggota TII, surat itu di tujukan pada Westerling dari Ch.H. Van Kleef (mantan Inspektur Polisi Jawa Barat). Jadi rupanya ada kerja sama yang sudah lama terjalin antara Westerling dan Kartosoewirjo.

Sepuluh hari sebelum terjadinya serangan APRA, sebuah pertemuan dilakukan di Hotel Preanger Bandung antara Westerling, Kartosoewirjo (Pimpinan DI), dan Wiranatakusumah (Kepala Negara Pasundan). Pada pertemuan itu diputuskan bahwa apabila serangan berhasil, kawasan Jawa Barat secara de facto akan menjadi milik Darul Islam. Juga diputuskan bahwa Kartosoewirjo akan mengutus orang untuk mengamati jalannya pemberontakan APRA.


Sebelum itu, pada Oktober 1949, sebuah pertemuan lain dilakukan di Gedung Pakuan antara pimpinan Negara Pasundan, Westerling, petinggi militer Belanda, dan Kartosoewirjo untuk membahas aksi APRA dan DI di Jawa Barat. Pertemuan itu dihadiri oleh Wiranatakusumah (Kepala Negara Pasundan) dan anaknya, Sapei (Menteri Sosial Negara Pasundan), serta Anwar Cokroaminoto (Perdana Menteri Negara Pasundan).

Haris bin Suhaemi, tokoh DI yang juga menjadi saksi pertemuan di Hotel tersebut, turut menyebutkan kesepakatan dari pihak DI untuk melakukan aksi seiring serangan APRA di Bandung. Faktanya, pada hari yang sama dengan aksi APRA, Darul Islam melakukan penyerangan di dua kota lain di Jawa Barat.

Suhaemi turut mengungkap tokoh lain, yaitu Van Kleef, mantan Inspektur Polisi di Jawa Barat, yang diangkat menjadi staff Kartosoewirjo. Beberapa surat antara Van Kleef dengan Westerling menegaskan hubungan erat antara APRA dan DI. Beberapa kali pula menurutnya, Belanda mensuplai senjata untuk mendukung aksi DI.

Saksi lain, Tomasoa, mengaku jika beberapa waktu sebelum serangan, ia diperintahkan Letnan Prins untuk membuat peta Bandung yang ditandai dengan posisi markas-markas militer Indonesia. Setelah rampung, Tomasoa kemudian membawa peta itu kepada Westerling. Ia sempat diajak untuk ikut serta dalam serangan, tapi ditolaknya. Hal yang sama dikuatkan oleh saksi Ukar bin Sukarta.

Aksi penyerangan Bandung terbukti berbuah kegagalan. APRA tidak mampu mempertahankan posisinya dan langsung berpencar ke hutan-hutan pada hari yang sama. Lima hari kemudian, dalam operasi militer yang dilakukan pemerintah RI guna menyapu pasukan APRA, tertangkap seorang mantan komisioner Polisi Belanda bernama J.H. v.d. Meulen.

Pasca kegagalan itu, Westerling mengalihkan perhatiannya untuk mengambil alih tempat-tempat strategis di Jakarta, seperti istana Presiden, gedung Parlemen, dan lainnya. Untuk itu pasukannya sempat merampas senjata dari kantor polisi di Karanganyar. Aksi itu berhasil digagalkan oleh pemerintah Indonesia sehingga lagi-lagi harapan Westerling pupus.



Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:

http://sufipedia.blogspot.com
Visit Sufipedia

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





http://paseban-jati.blogspot.co.id/p/donasi.html
Visit Donasi Paseban Jati

Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Dibalik Layar Hubungan Westerling dan Kartosoewirjo. Jika menurut Anda Dibalik Layar Hubungan Westerling dan Kartosoewirjo bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top