Paseban Jati

0
Kabupaten Pati, yang terletak di sebelah timur Jawa Tengah juga dikenal sebagai Kota Seribu Paranormal. Julukan itu layak disematkan bagi Kabupaten Pati, karena sejarah panjang pembentukannya tak lepas dari tokoh-tokoh spiritual yang mendiami wilayah itu sejak zaman Mataram Hindu.

Jejak-jejak peninggalan tokoh spiritual yang turut andil membangun Pati, kini masih bisa dilihat bila bertandang ke Pati. Dari letak geografis, Pati dikelilingi makam-makam tokoh spiritual yang tersohor di Jawa. Di sebelah barat Pati, ada tiga makam wali anggota Walisongo yakni Sunan Kalijaga, Sunan Kudus dan Sunan Muria. Sebelah selatan Pati, ada makam Syekh Jangkung yang kondang dengan kesaktiannya. Sementara, dari sisi utara ada makam KH Mutamakin.


Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, menjamurnya paranormal di Pati sudah terjadi sejak zaman Mataram Hindu. Tak hanya itu saja, saking tersohornya sebagai gudangnya supranatural, pada masa pemerintahan Kerajaan Demak Bintoro, konon warga Pati juga diminta ikut berjuang melawan musuh.

Namun tahukah Anda bila dibalik nama-nama tokoh spiritual yang dulu mendiami Kabupaten Pati, ada satu tokoh yang turut andil menyebarkan agama Islam bagi masyarakat setempat. Dia adalah Syekh Jangkung, yang dikenal warga sebagai ulama berkharisma dan ahli Tasawuf sekaligus murid Sunan Kalijaga.

Konon, Syekh Jangkung diutus Sunan Kalijaga menyiarkan Islam pertama kali di sebuah desa bernama Desa Miyono. Menurut penuturan warga setempat, saat syiar Islam di lokasi itu Syekh Jangkung sempat dituduh membunuh Branjung, lelaki kaya raya yang cukup terpandang di Desa Miyono.

Syekh Jangkung, yang dituduh membunuh Branjung pun akhirnya diadili oleh warga setempat di pengadilan terbuka di Desa Miyono. Di depan petugas yang mengadilinya, Syekh Jangkung yang punya nama lain Saridin itu dicerca berbagai pertanyaan seputar terbunuhnya Branjung. Syekh Jangkung yang datang membawa bambu runcing yang ujungnya berlumuran darah, ditanya oleh petugas.

"Kamu tahu siapa yang membunuh Branjung?" ujar petugas itu sambil menunjuk mayat Branjung dengan sikap menyelidik. Tapi, Syekh Jangkung membantah tuduhan tersebut. Petugas pengadilan pun lalu menunjukkan mayat Branjung yang terbujur kaku itu yang memakai baju macan.

"Kalau ini kamu tahu siapa yang membunuh?" tanya petugas itu lagi. "Nah kalau macan ini memang saya yang membunuh karena dia ingin mencuri durian di kebun saya," sahut Syekh Jangkung. Mendengar jawaban Syekh Jangkung, warga desa langsung heboh dan kompak menuduh Syekh Jangkung sebagai pembunuh Branjung.

Dia bercerita, semalam memang telah terjadi peristiwa pembunuhan di kebun belakang rumah Branjung. Awalnya, dia dan Branjung menjaga pohon durian untuk dibagi dua. Syaratnya, setiap durian yang jatuh pada siang hari dimiliki Branjung, sedang malam hari jadi milik Syekh Jangkung. Namun, rupa-rupanya Branjung salah mengira karena buah durian hanya jatuh pada malam hari.

Kenyataan ini membuat Branjung terbesit niat licik. Dia pun menyamar sebagai macan untuk menakuti Jangkung pada malam hari. Karena mengira itu macan, maka Syekh Jangkung mengambil bambu runcing dan menusukkan ujungnya ke perut Branjung berulang kali sampai tewas.

Syekh Jangkung akhirnya dihukum mati di hutan Pati. Namun alangkah terkejutnya petugas yang melihat Syekh Jangkung masih hidup dan kabur dari hutan. Syekh Jangkung alias Saridin inipun memilih minggat ke Kudus. Di Kota Kretek, dia bertemu dengan Sunan Kudus dan berguru cukup lama sebelum akhirnya bertemu dan berguru dengan Sunan Muria dan Sunan Kalijaga di tengah pelariannya.

Setelah menjalani masa pelarian cukup lama, Syekh Jangkung lalu memilih pulang ke Pati setelah petugas pengadilan tidak mengejarnya lagi. Di rumah, Jangkung memelihara kerbau jantan berukuran besar dengan bentuk tanduk melengkung ke bawah yang diberi nama Kebo Dhungkul Landhoh. Kerbau Jangkung ini menjadi terkenal di Pati karena dibawa kemana-mana oleh Jangkung.

Lama-lama Sunan Kudus tahu kalau Jangkung pulang ke Pati kemudian bersama menyiarkan Islam di daerah tersebut. Sejak itulah, warga mengenal Syekh Jangkung sebagai ahli Tasawuf saat syiar Islam. (Merdeka.com)

Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:

http://sufipedia.blogspot.com
Visit Sufipedia

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





http://paseban-jati.blogspot.co.id/p/donasi.html
Visit Donasi Paseban Jati

Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Pati antara Mitos Syekh Jangkung dan Seribu Paranormal. Jika menurut Anda Pati antara Mitos Syekh Jangkung dan Seribu Paranormal bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top