Paku Buwono III adalah putera laki-laki ke-5 dari isteri permaisuri Kangjeng Ratu Mas, puteri Panembahan Purboyo di Lamongan, Jawa Timur. Dilahirkan pada Sabtu Wage, 25 Ruwah /Tahun Be 1656, ia memiliki nama kecil Raden Mas Gusti Suryakusuma, dan setelah dewasa bergelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunegara Sudibya Rajaputraf Narendra ing Mataram I. Itulah gelar pertama yang diberikan kepada putera mahkota pengganti raja di Keraton Kasunanan Surakarta. la naik tahta menggantikan ayahandanya saat berusia 18 tahun.
Sepeninggal Paku Buwono II, keadaan Keraton Kasunanan Surakarta yang baru belumlah sepenuhnya stabil. Situasi politik saat itu masih sangat memanas dengan sisa-sisa dendam yang ada, terutama campur tangan Belanda terhadap urusan kerajaan. Boleh dikata, tahun-tahun tersebut merupakan puncak kekacauan yang melanda Mataram dan sering disebut Perang Suksesi III. Pada masa itu, terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Mas Said yang dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, adik Paku Buwono II.
Perlawanan tersebut berlangsung selama kurun 9 tahun, antara 1746 -1755 dan cukup melelahkan bagi Belanda karena Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi menerapkan taktik perang gerilya. Barulah pada tahun 1755, Mangkubumi mengakhiri perlawanannya. Pada tahun itu, tepatnya pada 13 Februari 1755, di Desa Gianti diadakan perjanjian antara Paku Buwono III, Pangeran Mangkubumi, serta Belanda yang kemudian disebut Perjanjian Gianti. Intinya, pembagian kekuasaan Kerajaan Mataram atas dua bagian. Satu bagian ditempatkan di bawah kekuasaan Paku Buwono dan dinamakan Kasunanan Surakarta, sedang daerah yang dikuasai Mangkubumi dinamakan Kasultanan Yogyakarta. Mangkubumi diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I. Dengan Perjanjian Gianti itu, maka berakhirlah sejarah Kerajaan Mataram yang sebelumnya kokoh dan bersatu.
Raden Mas Said atau belakangan disebut Pangeran Sambernyawa sendiri meneruskan pemberontakan, dan pada masa berikutnya, dua kerajaan itu berpecah lagi. Di Surakarta berdiri Mangkunegaran (1757), dan di Yogyakarta berdiri Paku Alaman (1812). 14)
John Pemberton dalam bukunya On The Subject of Java, 2003, menggambarkan perpecahan itu sebagai berikut: “Hanya berjarak sepenunggangan kuda kini terdapat tidak hanya “sumbu semesta” (Paku Buwono) dan “pemangku semesta” (Hamengku Buwono), tetapi juga “pangkuan negara” (Mangkunegara) yang juga akan semakin kuat.
Melalui intervensi kompeni, kosmos lama telah dibagi menjadi tiga minikosmos. Dengan berlalunya tahun-tahun yang penuh peperangan, tiga kerajaan ini kini menyibukkan diri mereka, baik atau buruk, dengan intrik yang berbelit-belit dan politik diplomasi perkawinan yang terdomestikasi.”
Semasa memerintah, Paku Buwono III banyak membangun kompleks utama Keraton Kasunanan Surakarta yang porak-poranda akibat berbagai kerusuhan. Di antaranya membangun Panggung Sanggabuwana pada Tahun Ehe 1708. Panggung Sanggabuwana dipakai generasi berikutnya untuk bersemedi dan diyakini merupakan tempat pertemuan antara raja Keraton dengan Nyi Roro Kidul, salah satu mitos legitimasi raja keturunan Mataram. Paku Buwono III juga membuat bangunan inti Keraton berupa Dalem Prabasuyasa pada Tahun Jimawal 1693. Dalem Prabasuyasa adalah tempat paling keramat dan tempat kediaman raja. Di sanalah pusat mikrokosmos negara dan menjadi perantara tunggal antara mikrokosmos dan makrokosmos. la juga mendirikan saka guru (tiang utama) Mesjid Agung pada Tahun Wawu 1689.
Paku Buwono III mangkat pada 26 September 1788 pada usia 58 tahun. Ia memerintah di Keraton Surakarta selama hampir 40 tahun dengan meninggalkan 46 anak. Paku Buwono III juga dikenal dengan sebutan Sinuhun Swarga atau Sinuhun Prabu.
Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:
Visit Sufipedia
Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:
Visit Donasi Paseban Jati
Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Paku Buwono III Keraton Kasunanan Surakarta. Jika menurut Anda Paku Buwono III Keraton Kasunanan Surakarta bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.
Post a Comment Blogger Disqus