Paseban Jati

0
Banawa Sekar
Cak Nun menjelaskan maksud dari Banawa Sekar. Banawa adalah representasi dari laut, yaitu kapal. Sedangkan Sekar adalah representasi dari darat, yaitu kembang (bunga). Dengan Banawa Sekar, maka kita membangun Indonesia dengan membangun infrastruktur darat dan laut sekaligus. Hal ini berdasarkan keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut dan kemudian memungkinkan pemanfaatan banyaknya sumber daya alam yang mampu dihasilkan oleh Indonesia seandainya pembangunan infrastruktur darat dan laut ini dilakukan dengan benar. Banawa Sekar ini adalah konsep yang dimiliki oleh Majapahit.

Agus Sunyoto melanjutkan bercerita sedikit tentang kekuatan angkatan laut kerajaan Majapahit yang pada zamannya menjadi angkatan laut yang disegani oleh bangsa lain. Bangsa Majapahit juga sudah memiliki kalender yang sudah dimunculkan sekitar 1 abad sebelum kalender Masehi muncul.

“Perang menurut saya yang perlu dilakukan sekarang adalah perang terhadap ketidaktahuanmu bahwa dirimu masih dalam penjara. Dan penjaranya adalah ukuran-ukuran dalam fikiranmu yang bukan berasal dari dirimu sendiri”, pemaparan Sabrang.

Syeikh Nursamad Kamba yang turut hadir dalam Banawa Sekar ini memaparkan pesan dari guru beliau di Mesir dahulu, bahwa ada 2 indikator yang bisa mengukur apakah suatu bangsa itu dalam keadaan bahaya atau tidak, yaitu: tradisi Sholawatan dan dikumandangkannya Adzan. Apabila 2 indikator tersebut masih ditemui dalam sebuah bangsa, maka keadaan bangsa itu masih dalam keadaan baik-baik saja. Karena didalam sholawat itu sendiri memiliki fungsi keselamatan kepada siapapun saja yang mengucapkannya. Sehingga kemudian bisa dikatakan Indonesia masih baik-baik saja karena tradisi sholawatan masih terjaga di seluruh penjuru tanah air.

Dalam sebuah hadits sahih Rasulullah SAW bersabda: man sholla ‘alaiyya marroh shollallahu ‘alaihi ‘asroh. Barang siapa bersholawat kepadaku (Rasulullah) sebanyak satu kali, maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali. Jika sholawat dari kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah do’a, maka balasan sholawat dari Allah kepada kita merupakan keselamatan. Namun Syeikh Nursamad Kamba menekankan agar kita tidak usah melakukan perhitungan dengan Allah SWT terkait balasan sholawat yang kita ucapkan setiap harinya.

Tradisi terbangan dan sholawatan yang masih dilakukan teman-teman Roddad Ishari ini menggambarkan betapa dahsyatnya dan hebatnya para pendahulu kita yang mampu menciptakan gagasan suatu tradisi, yaitu terbangan dan sholawatan ini. Suatu tradisi sudah pasti mengalami akulturasi dan internalisasi dalam proses kemunculannya, dengan bertahannya suatu tradisi berarti menggambarkan bahwa tradisi tersebut memiliki fondasi yang kuat yang sudah dibangun oleh para pendahulunya.

Konsep “Ihdinasshiroto-l-mustaqiim”

Cak Nun menjelaskan tentang konsep Makkiyah dan Madaniyah. Dalam Al Qur’an kita mengenal terminologi Ayat Makkiyah dan Madaniyah. Ayat-ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang mengajarkan kepada kita tentang aqidah, tauhid, fiqh dsb yang merupakan dasar-dasar keimanan dalam Islam. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjelaskan hubungan sesama manusia, perdagangan, silaturrahmi dsb yang merupakan pelengkap kehidupan manusia di dunia. Saat ini, seharusnya kita sudah berkonsentrasi pada aplikasi ayat-ayat Madaniyah namun kita disibukkan untuk tetap bertengkar dalam urusan Makkiyah. Sehingga saat ini kita tertinggal jauh dalam aplikasi Madaniyah dalam kehidupan kita sekarang ini karena kita masih banyak berkutat dalam permasalahan yang berhubungan dengan Makkiyah.

Dalam Islam kita selalu mengucapkan kalimat Ihdinasshiroto-l-mustaqiim pada setiap sholat kita. Hal ini bukan berarti kita berada di jalan yang tidak benar. Kiai Muzammil yang juga hadir dalam acara ini menjelaskan ayat ini menjelaskan bahwa dalam Islam tidak hanya mengajarkan tentang kebenaran, namun juga kebaikan. “Ayat ini yang juga bagian dari do’a kita setiap harinya bukan kemudian menyatakan bahwa kita berada di jalan yang salah, namun lebih karena agar manusia tidak merasa selalu berada di jalan yang benar, melainkan agar kita selalu ingat bahwa kita adalah manusia yang tidak sempurna yang setiap hari bisa saja berlaku khilaf”. Jadi orang benar, tetapi merasa menjadi orang baik, itu tidak benar.

Cak Nun menambahkan, dalam bulan puasa kita menjalani ibadah puasa selama 30 hari, setiap hari kita menjalani puasa, berganti hari kita tetap berpuasa, disinilah makna agar kita tetap istiqomah dalam berpuasa. Kita mengucapkan ihdinasshiroto-l-mustaqiim agar kita tidak lengah, agar kita terus selalu berada di jalan yang lurus (benar). Sehingga kalimat ihdinasshiroto-l-mustaqiim adalah cara kita agar mampu istiqomah berpuasa selama satu bulan lamanya. Cak Nun menambahkan, bahwa ayat ini adalah salah satu ayat kemesraan Allah dengan hambanya.

Sabrang kembali diminta oleh Cak Nun untuk menjelaskan tangguhnya bangsa Sparta. Bangsa yang terkenal dengan ideologi militer. Menerapkan standar yang tinggi dalam kualitas fisik, jika lahir dalam keadaan cacat, maka segera dibunuh ketika baru lahir. Sejak kecil mereka dilepas di hutan, jika ia berhasil kembali dari hutan maka ia dinyatakan tangguh. Proses ini kemudian melahirkan prajurit-prajurit yang tidak hanya kuat secara fisik, namun juga tangguh secara mental.

Cak Nun melengkapi, “apabila anda melakukan pertandingan tinju, kuncinya satu; jangan sampai anda terseret kedalam permainan lawan anda, jika anda terbawa dalam permainan lawan, maka anda akan kalah.” itulah yang dilakukan oleh bangsa Sparta dalam sebuah peperangan. Cak Nun menambahkan. “Kita harus menciptakan tata nilai sendiri yang berbeda dengan musuh kita.”

Cak Nun memberikan simulasi, bahwa perang badar dimana 300 pasukan Rasulullah berhasil mengalahkan 3000 pasukan gabungan orang-orang kafir. Pasukan Rasulullah menciptakan ruang perangnya sendiri di lembah Badar dan memaksa pasukan lawan untuk masuk kedalam ruang yang sudah disusun sedemikian rupa oleh Rasulullah SAW saat itu. Sehingga, pasukan kafir mengalami kekalahan karena mereka terjebak dalam skema peperangan yang diatur oleh lawan mereka.

Begitu juga dalam politik di Indonesia, Cak Nun melakukan hal yang sama. Bahwa Cak Nun memilih untuk tidak terbawa arus yang ada di peta pertarungan politik Indonesia saat ini. Bukan berarti kemudian kita menghindar dari Indonesia, namun kita membikin area pertempuran sendiri dan memaksa lawan kita untuk masuk dalam area pertempuran yang kita bangun. Terkait PILPRES, Cak Nun menggambarkan bahwa ternyata kita tidak memilih sendiri calon presiden, tetapi kita memilih calon yang sudah dipilihkan oleh partai. Ibaratnya makanan dalam sebuah pasar, kita hanya disajikan 2 jenis makanan dari ribuan jenis makanan yang tersedia didalam pasar tersebut. Kita ditutup peluangnya untuk memilih makanan yang lain, karena setiap kita datang ke sebuah warung, hanya 2 jenis makanan itu saja yang ditawarkan kepada kita.

Cak Nun berpesan kepada Jama’ah Maiyah agar tidak berangan-angan untuk mengalahkan siapapun. Cak Nun kembali bercerita tentang Garuda, bahwa pada usia ke-40 Garuda akan terbang menuju lembah yang tinggi, disana ia mematuk-matuk paruhnya ke batu sampai lepas, dan juga mencakar-cakarkan kukunya ke batu agar terlepas dari kakinya. Jika ia berhasil melepaskan paruh dan kukunya, kemudian ia berhasil bertahan hidup maka akan lahir paruh dan kuku baru yang lebih kuat dari sebelumnya.

“Setelah ini jangan menomorsatukan keinginanmu apa, tapi yang nomor satu adalah ingat Allah dan memohon kepada Allah untuk yang terbaik bagimu dan untuk bangsa ini,” pesan Cak Nun kepada jama’ah sebelum menutup Banawa Sekar dengan Sholawat ‘Indal Qiyam.

Banawa Sekar kemudian dipuncaki do’a bersama yang diimpin oleh Syeikh Nursamad Kamba. [Red KC/Fahmi Agustian] caknun.com

Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:

http://sufipedia.blogspot.com
Visit Sufipedia

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





http://paseban-jati.blogspot.co.id/p/donasi.html
Visit Donasi Paseban Jati

Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Banawa Sekar. Jika menurut Anda Banawa Sekar bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top