Paseban Jati

0
Kitab Barencong - Rukun Iman (16)
Perihal rukun iman itu ialah:
  1. AMANTUBILLAH
  2. WAL MALAIKATIHI
  3. WA KUTUBIHI
  4. WA RASULIHI
  5. WAL YAUMIL AKHIRI
  6. WA QADRI AKHIRI, WAARIHI MINALLAHI TA’ALA
Artinya ialah:

Aku percaya adanya Tuhan Allah Ta’ala s.w.t.
Apakah cukup dengan keyakinan begitu saja?
Apakah adanya yang ada itu berada di arsyi atau dilangit sebelah, ataukah berada dalam surga?
Kepercayaan yang seperti itu adalah kepercayaan orang taklid buta. Karena orang kebanyakan mereka raba sendiri-sendiri. Sedang dalil ada mengatakan:

WANNAHU AKROBU ILAIHI MINHABLIL WARID.
Artinya: dekat urat lehermu dengan daging. Maka dekat lagi Tuhan itu.

Jadi makna rukun iman yang pertama tadi harus begini dan tidak bisa dicari dengan dalil yang lain.

Jadi AMANTUBILLAH ini harus diartikan dengan: Sesungguhnya percaya bahwa kehidupan sendiri, kehidupan wujud ini, selama hidup ini adalah tanda adanya Tuhan Allah s.w.t.

Jadi jelasnya kepada kita bahwa dunia ini pasti didalam ruang lingkup hidupnya Tuhan. Sedangkan sifat hidup ini adalah zat Tuhan Allah.
  1. AMANTUBILLAH, artinya: aku percaya adanya Tuhan.
  2. WAL MALAIKATIHI, artinya: percaya kepada malaikatnya.
  3. WA KUTUBIHI, artinya: percaya kepada kitab-kitabnya.
  4. WA RASULIHI, artinya: percaya kepada rasul-rasulnya.
  5. WAL YAUMIL AKHIRI, artinya: percaya kepada hari akhir.
  6. WAL QADRI AKHIRI, artinya: percaya kepada untung baik dan untung jahat daripada Allah Ta’ala.
Sekarang baiklah kita uraikan satu persatunya:

AMANTUBILLAHI, artinya: Percaya kepada adanya Tuhan.

Belumlah benar kalau belum dihalalkan, artinya kalau belum kembali kapada roh lagi dan perasaan. Dalil sudah jelas mengatakan bahwa Tuhan lebih dekat kepadamu, daripada urat lehermu sendiri. Jadi kita tak usah repot mencari Tuhan. Tuhan ada pada kamu dimana saja kamu berada. Kesimpulannya ialah: pandangan dan tatapanmu itulah tanda adanya Tuhan/yang ada. LAMAUJUDA BI HAQQIN ILALLAH. Artinya: tidak ada yang maujud didalam alam ini, kecuali Allah Ta’ala.

WAL MALAIKATIHI, artinya: Percaya kepada malaikat-Nya.

Pertama kita yakin bahwa malaikat itu ada.

Cobalah tekadkan dan telanjangi sekujur badan kita, agar supaya cepat beriman kepada Tuhan Allah s.w.t. Supaya jadi iman kepada Tuhan yang maha Agung/maha kuasa. Tatkala sedang menghadapi sakaratul maut nanti.

Dalil apakah yang bisa menolong untuk nmenyempurnakan nyawa?

Bukankah kita sudah tahu bahwa malaikat itu utusan Allah. Jelaslah sudah dengan usiknya utusan, tentu hiduplah yang memerintahkan, biarpun sehelai bulu usiknya, begitu pula bertambah panjangnya bulu itu, juga semua itu malaikat. Malaikat itu bukan jirim bukan jisim. Tentunya terasa oleh kita bahwa sedang tidur itupun, juga bulu memanjang akan tetap berlaku. Nah begitulah kenyataannya malaikat pada diri kita ini, tidak akan hilang dengan badan kita ini. Siang dan malam terus bekerja tiada hentinya. Jadi usiknya dalam melihat, mendengar, mencium, dan dalam bicara. Mandornya ialah, JIBRIL, MIKAIL, ISROFIL, DAN IZROIL.

WA KUTUBIHI, artinya: Percaya kepada kitab kitab-Nya.

Jadi yang benar-benar percaya kepada kitabnya itu seperti Al-Qur’an, harus dirangkap dengan wujud kita ini. Jadi begini, kalau kita belum mengetahuinya, kita harus percaya kepada takdir yang sudah tertulis kepada diri kita sendiri. Kita harus yakin dengan adanya takdir Tuhan itu.Tulisan wujud kita ini yang sesungguhnya, kalau kita sudah ainal yakin dan hakkul yakin, kita bisa sabar dalam menghadapi apapun juga. Karena pohon ilmu itu adalah sabar dan ridho. Tentunya sudah tertulis di lauh makhfudh. Jadi iman kepada kitab-kitabnya itu umum. Persoalan diluar alkitab, manusia tidak ada yang tahu, terkecuali Allah. Memang ada persoalan diluar kitab, tetapi amat sulit mencapainya. Itulah yang disebut MAKHSYAF, yang tiada huruf, tiada suara, dan tiada kata-kata. Ini adalah RAHASIA yang amat dalam dan amat dahsyat, dan tidak seorangpun yang mendapatkannya, kecuali Tuhan sendiri. Kehendak Tuhan tidak ada yang menghalanginya. Dia sanggup merubah yang tak dapat dirubah oleh makhluk. Sedang perubahan yang ada pada makhluk ini adalah perubahan pada sangkamu saja. Tuhan kuasa menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup. Fahamkanlah wahai sekalian tholib.

WA RASULIHI, artinya: Percaya kepada rasul-rasulnya.

Memang kita percaya kepada nabi-nabi dan rasul-rasul, itupun tak ada salahnya, memang dalam bentuknya, memang demikian. Tetapi karena sudah pada wafat semua, sudah lestari, maka tinggal percaya itu berbalik kepada wujud. Yaitu, kepada hakikat badan yang jadi utusan hidup kita pribadi, beginilah tekad kita sesungguhnya percaya kepada rasa wujud kita. Seperti, melihat, mendengar, mengucap dan mencium. Coba saja kita rasakan, bagaimana kita tidak peraya kepada ujud kita kita ini?

Kalau kita mencicipi garam, sudah tentu kita merasa asin, tidak mungkin yang lainnya. Demikian pula dengan yang lainnya, seperti: pendengaran, tidak mungkin salah lagi. Juga seperti panglihatan, pencium dan pengucap. Semuanya dapat kita fahami dengan perasaan kita.

Disinilah orang banyak tidak faham arti rasul yang sesungguhnya. Padahal rasul atau utusan itu ada pada kita jua. Makanya kita kalau mengatakan dua kalimat syahadat itu, harus tahu rahasianya. Kalau Tuhan mengatakan Aku naik saksi, tiada Tuhan melainkan Aku, dan Muhammad itu utusanKu. Maka kitapun demikian pula adanya, kalau lain daripada itu, maka tersalahlah ma’rifat kita. Orang kebanyakan salah memahami tentang arti rasul yang sebenarnya, mereka mengira rasul itu hanya ada pada nabi-nabi, seperti nabi Muhammad. Jadi yang dimaksud dalam pengertian Muhammad itu utusanku, yaitu Muhammad dalam arti rahasia ma’rifat. Karena setiap insan kamil itu mempunyai utusan (rasul) pribadi. Disinilah letaknya nilai dan barang yang bernilai itu letaknya dalam pribadi masing-masing.

Inilah arti percaya kepada rasul-rasul yang hak.

WAL YAUMIL AKHIRI, artinya: Percaya kepada hari akhir yaitu hari kiamat (pembalasan).

Kiamat besar hanya kita yakini dan kiamat kecil dapat kita rasakan masing-masing.

Pertama kiamat diri, yaitu hancur leburnya kedalam Nur Muhammad, dan hingga sirna dan tuntas sampai tiada merasa lagi memiliki wujud lahir dan bathin. Dan akhirnya manunggal dengan kemaha agungan Tuhan (manunggal dalam rahasia).

Dan kiamat diri yang kedua ialah: dikala sakaratul maut telah tiba. Inilah yang disebut kiamat sugro, sedangkan kiamat kubro adalah kiamat yang sebenarnya.

Inilah pengertian walyaumil akhiri itu tadi. Yang terakhir sekali ialah:

WAQODRI AKHIRI, artinya: percaya kepada untung baik dan untung jahat datang daripada Allah jua. Maksudnya segala perbuatan yang berlaku didalam alam ini adalah perbuatan Allah Ta’ala. Allah yang menjadikan kamu dan barang perbuatan kamu. Dan yakinlah kita bahwa kita ini tidak mempunyai daya dan upaya, kecuali dengan kudrat dan iradat Allah Ta’ala jua adanya. Maka dengan adanya rukun iman ini yang keenam ini, tentunya kita menjadi sadar akan diri kita ini. Kesadaran itu timbul karena ma’rifat dan ma’rifat itu timbul karena terbuka hijab (dinding).

Orang Ahli hakikat yang telah lupa kepada makhluk, karena langsung melihat Allah raja yang Hak. Mereka lupa dengan sebab musabab, karena teringat kepada yang menentukan dan yang menjadikannya. Orang ini sebagai hamba yang menghadapi hakikat yang nyata baginya terang cahayanya dan sedang berjalan pada jalannya.

Telah sampai pada puncaknya, hanya ia sedang tenggelam dalam alam cahaya: sehingga tidak kelihatan bekas-bekas makhluknya lagi. Dan lebih banyak lupanya terhadap alam, daripada ingatnya kepada makhluk. Dan bertemunya daripada renggangnya, dan lenyapnya atau leburlah dirinya dari tetapnya perasaannya, dan lupanya terhadap makhluk daripada ingatnya pada mereka.

Demikianlah seorang ahli hakikat: yang telah fana zahirnya dan fana bathinnya kepada yang Hak. Dan siapa yang telah fana dengan Allah maka pasti ia lupa atau goib dari segala sesuatu. Orang ini pandangannya Allah semata. Siapa dalam tauhidnya itu seolah-olah sebagai hasil kepintarannya sendiri, maka tauhidnya itu tidak dapat menyelamatkan dirinya dari Api neraka.

Posting khusus Syariat, Tariqat, Hakikat, Makrifat, silahkan kunjungi:

http://sufipedia.blogspot.com
Visit Sufipedia

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Paseban Jati dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:





http://paseban-jati.blogspot.co.id/p/donasi.html
Visit Donasi Paseban Jati

Anda sedang membaca artikel Yang Berjudul Kitab Barencong - Rukun Iman (16). Jika menurut Anda Kitab Barencong - Rukun Iman (16) bermanfaat mohon bantu sebarkan. Untuk menyambung tali silaturahmi silahkan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan Paseban Jati. Jika ingin bergabung menjadi anggota Paseban Jati, silahkan klik DAFTAR. Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top